www.izzuka.com

#38 Lanjutan Senjata-senjata dalam membuat Feature: Fokus

          Fokus adalah langkah penentu, baik dalam penentuan cerita maupun dalam penulisannya. Anggaplah fokus ini sebagai unting-unting (tali berbandul timah untuk mengukur tegak lurusnya tiang, rata tidaknya tembok) mandor bangunan.
 
         Dengan Pokok Cerita yang cakupannya lebih sempit, dan tidak melebar ke sana - ke mari, unting-unting bisa dipasang dengan tepat. Dalam menulis cerita, setiap potong informasi harus menyentuh unting-unting itu. Kalau unting-unting-nya tidak tegak lurus, benar, bangunan akan miring. Bila si tukang (dalam hal ini penulis) tidak memasang setiap batu bata (unsur cerita) pada garis unting-unting, maka bangunan itu akan runtuh
          
          Dalam menentukan topik cerita, penulis harus waspada memilih pendekatannya. Yaitu harus cukup sempit sehingga ia bisa mengendalikannya, tetapi juga harus cukup longgar buat menampung bahan yang menarik.
          
          Suatu contoh kasus.

          Seorang penulis mungkin menulis Feature tentang "gaya variasi pakaian pria muslim seperti jubah, baju koko, sirwal dan sarungnya - yang gaya variasinya tengah berubah". Bila ia coba-coba membuat cerita dengan topik yang menyeluruh dan luas, ia bisa memperoleh bahan yang menyempitkan persoalan itu hanya dengan membahas gaya asesoris pakaiannya saja. Namun, pembaca mungkin akan jemu, karena soalnya begitu sepele. 
          
          Maka, penulis harus mempertimbangkan berbagai angle (sisi) yang bisa dikelola dengan mudah dan sekaligus menarik
          
1. Ia bisa mencari tempat-tempat produksi konveksi pakaian pria muslim yang sudah lama berproduksi, 
  • dan berbicara dengan para desainernya yang sudah bertahun-tahun mendesain gaya asesoris pakaian pria muslim.  
  • Angle cerita ini akan berupa pandangan tentang perubahan gaya tersebut oleh dua orang desainer. Pandangan di sini akan berapi-api  dan mungkin lucu

2. Ia bisa mengunjungi tempat-tempat produksi pakaian pria muslim yang baru, 
  • dan berbicara dengan seorang desainer yang menangani model yang sedang digemari (trend).  
  • Juga kepada para konsumen pakaian pria muslim, ditanyakan mengapa mereka memilih gaya yang sedang digemari.
 
3. Ia juga bisa mencari tanggapan masyarakat untuk mengetahui pendapat mereka, 
  • apakah model gaya asesoris pakaian pria muslim yang sedang trend bisa meningkatkan daya tarik gaya hidup muslim,  
  • atau masyarakat lebih senang gaya asesoris klasik pakaian pria muslim seperti waktu-waktu sebelumnya.  
  • Walaupun Feature ini mungkin tidak "ilmiah" karena tidak mewakili pendapat sebagian masyarakat, ia bisa efektif bila memakai cara pendekatan tulisan ringan. Yaitu mencari tanggapan dari kelompok masyarakat yang menonjol, misalnya para tokoh masyarakat, para santri pria muslim, dan sebagainya. 
          Pandangan para pria muslim itu berbeda-beda, tapi ada satu yang sama: fokus, yaitu soal model gaya asesoris pakaian pria muslim. Pada contoh-contoh itu, penulis mempunyai satu tema cerita yang kuat dan bahan yang banyak bisa digali. 
          
          Namun hati-hati, penulis harus tetap setia pada fokus. Bila tidak, ia bisa tergoda untuk melebar juga membahas model perangkat pria muslim lainnya, seperti tas kerja, sandal, sepatu sampai tempat-tempat piknik syar'i yang digemari pria muslim modern. Akibatnya, penulis hanyut dalam ratusan persoalan lain yang tidak lekat dengan pokok persoalan. Hasilnya, sebuah Feature yang membingungkan atau membosankan pembaca, antara lain karena arus cerita terganggu, atau tidak mengalir dengan mulus.
          
          Bila penulis tidak berpegang erat pada fokus, penulis dan pembaca bisa tersesat di hutan kata-kata yang tanpa arah, tujuan, dan makna. 
          
          Disiplin adalah senjata penulis untuk berpijak terus pada pokok persoalan
          
          Ia harus bisa menjadi pengendali terhadap kata-kata dan gagasan-gagasannya sendiri, dan bukan menjadi hamba dorongan hatinya. Di sini pola struktur mesti mulai diterapkan. Tampaknya hal ini hanya masalah elementer atau sepele, tapi banyak juga penulis yang kadang-kadang membiarkan tulisannya hanyut dan menyimpang dari fokus, sehingga merusak Featurenya yang seharusnya baik dan menarik.
          
          Supaya tidak melenceng dari fokus, 
  • penulis harus memeriksa setiap bagian materi yang digunakan, sebelum dan sesudah tulisan dikerjakan. 
  • Cek dan ricek buku catatan kita sebagai penulis. 
  • Periksa setiap potong informasi untuk mengetahui apakah itu cukup relevan, dan memiliki hubungan yang jelas dengan tema Feature. 
  • Bila tidak relevan, atau tidak membantu penulis mencapai sasaran pokok, yaitu bercerita secara efektif, singkirkan atau coret saja, sehingga nanti tidak akan menggangu. 
          Jangan merasa sayang terhadap informasi yang telah kita dapat, bila materi tidak relevan, buang! 
          
          Setelah penulis menulis, perhatikan setiap blok materi yang dipakai. Apakah masih ada hubungan yang jelas dengan fokus cerita?
          
          Kalaupun relevan, tetaplah bertanya;

Apakah hal tersebut akan menambahkan sesuatu yang berharga dalam usaha bercerita? Bila tidak, coret saja karena hal itu hanya akan mengurangi efektivitas tulisan.
          
          Fokus sangat dirasa perlu dalam cerita-cerita yang panjang. Bila Anda mengerjakan laporan in-depth yang panjang, besar sekali kemungkinan terdapatnya materi yang sesungguhnya tidak relevan
          
          Walhasil, pembuangan hal-hal yang tidak relevan pun semakin dirasa penting. Karena, cerita yang panjang itu sendiri sudah merupakan penghambat minat banyak pembaca. Ingat, kita sebagai penulis bersaing dengan waktu dan perhatian pembaca. 
          
          Boleh jadi, seorang pembaca, setelah melihat selintas ternyata Feature itu sebuah cerita yang panjang, kemudian memutuskan untuk tidak membuang waktunya, membaca cerita itu. Karena itu, penulis bisa membuat cerita lebih menarik, sampai tingkat tertentu, hanya dengan memendekkannya dengan cara mengedit atau memotong bagian-bagian yang tidak relevan. 
          
          Bila pembaca tertarik dan mulai membaca, soal berikutnya adalah; 

menjaga minatnya supaya tetap membaca seluruh cerita sampai selesai, yang dengan susah payah telah penulis tulis itu. 
          
          Katakanlah, ketika penulis sedang menulis sepertiga bagian pertama, setelah itu penulis kehilangan fokus lalu menyisipkan satu bagian materi yang tidak relevan. Pembaca akan mengomel, mempersoalkan apa maksud bagian yang disisipkan itu, lalu pembaca sekejap kehilangan gairah arus bacanya itu, mungkin ia segera akan pindah ke kegiatan lain yang dia rasa lebih penting. Membaca Feature yang tidak fokus atau tidak jelas gak penting banget!
          
          Bila pembaca melompat meninggalkan Feature setelah membaca sepertiga tulisan, berarti; 
  • penulis melakukan pekerjaan sia-sia untuk sisanya yang dua pertiga itu. 
  • Berarti pula, penerbitan yang menerbitkan tulisan tersebut telah membuang kolomnya atau area medianya untuk tulisan yang ternyata tidak dibaca. 
  • Pokoknya, akan sia-sia dan kurang memberi manfaat baik kepada penerbit maupun kepada publik. 
          Oleh sebab itu, untuk meringkas perlunya Fokus, penulis harus:
          
1. Dengan cermat memilih angle (sudut atau sisi) cerita, sehingga ia dengan mudah bisa mengelola bahan yang diperlukan untuk mengutarakan cerita itu.

2. Pegang teguhlah angle cerita itu dengan menghapus bagian yang tidak berhubungan langsung dengan angle - nya, ataupun tidak membantu mencapai sasaran.

***

Mau belajar menulis Feature - Berkesan Dibaca via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:

Mau belajar menulis Feature - Berkesan Dibaca  via luring (offline), beli saja bukunya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Buku Menulis
Feature

Berkesan Dibaca - __k


Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis


Atau, hanya mau baca postingan-postingan Belajar dan Menulis? Tanpa berdialog, komentar dan ngobrol. Ikuti /follow saja Channelnya TAP /KETUK > di bawah ini:

Channel WhatsApp

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...