#29 Lanjutan Tubuh (body) Feature: Pola Kerangka antar Paragraf
2. Pola Kerangka antar Paragraf
Tubuh tulisan Feature memang berbeda dengan kerangka berita biasa yang berbentuk piramida terbalik yang telah diperkenalkan di awal bahasan Feature ini.
- Jika teras diibaratkan "jiwa raga" tulisan,
- maka tubuh Feature diibaratkan "stelan baju dan aksesorisnya" yang memantulkan keadaan "jiwa raganya".
- Stelan baju mesti "pas" dengan raga, dan "warna" musti sesuai dengan keadaan jiwa.
- Pas dengan raga, dan sesuai dengan jiwa, seolah-olah hubungan antara Teras tulisan dengan Tubuh tulisan seperti rupa (bentuk) dengan bayang-bayangnya.
Dengan kata lain, ketika Teras tulisan Feature (Lead) telah dirumuskan sesuai dengan Tema yang diinginkan dan menarik, maka Tubuh Feature pun mesti sejalan dengan apa yang tersirat dalam Teras tulisan (Lead).
Dalam menyusun suatu paragraf, ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan:
Dalam menyusun suatu paragraf, ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan:
✓ Kesatuan ( unity)
✓ Hubungan /Koherensi /Kepaduan ( coherence)
✓ Penekanan ( emphasis)
Ketiganya menekankan pada hasil tulisan yang mudah dipahami para pembaca, karena kelancaran pengisahan bagian-bagiannya. Ketiga pokok itupun akan terwujudkan dengan kepiawaian penulis dalam menyusun:
✓ Ide Pokok atau ide utama yang tertulis dalam Kalimat Pokok pada Paragraf.✓ Merinci Ide Pokok tersebut dengan mengemasnya sesuai bahan-bahan atau data informasi yang terpilih.✓ Menciptakan "jembatan" yang menghubungkan antara Paragraf satu dengan Paragraf yang lain dengan lancar, enak dan asyik dibaca.
Berikut beberapa pola kerangka antar Paragraf dalam Feature yang ditampilkan dalam bentuk diagram psikologis:
a. Pola Paragraf Blok (kotak)
Semua item tulisan sama pentingnya dan sama menariknya. Tak ada hal utama yang akan disampaikan. Maka, banyak penulis menggunakan bentuk ini untuk menulis "rangkaian anekdot". Penulis hanya ingin menghibur atau memberi informasi.Anekdot adalah;
sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan terhadap fenomena sosial. Sebuah anekdot merupakan sarana penyampaian pesan dan kritikan terhadap fenomena sosial melalui kemasan cerita lucu namun sarat makna.
- Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata.
- Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri,
- atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.
- Anekdot bersifat alami dan Satire.
Bisa juga pola Paragraf Blok berupa,
setiap paragraf berisi bahan yang berdiri sendiri, tetapi paragraf-paragraf yang mandiri itu pada akhirnya menyulam suatu cerita yang solid.
Berikut contohnya:
Pesawat terbang Garuda Airways dengan nomor penerbangan 743 sedang dalam penerbangan dari Jakarta ke Jeddah.
Pramugari memberitahukan pilot pesawat, seorang penumpang wanita sakit dengan tanda-tanda kuat penyakit usus buntu.Sang pilot menghubungi bandara di Islamabad, dan dokter segera datang memeriksa penumpang wanita itu di lapangan terbang, beberapa saat setelah pesawat mendarat.
Setelah penerbangan tertunda 27 menit karena keadaan darurat tersebut, akhirnya pesawat tinggal landas menuju Jeddah dan sang dokter mengatakan dalam laporannya, "Belitan korset sang penumpang wanita terlalu kencang."
b. Pola Paragraf Piramida (segitiga sama kaki)
Bentuk Pola Paragraf Piramida merupakan perwujudan menentang (versusan) pola paragraf piramida terbalik yang ada pada Berita Biasa.- Tulisan dimulai dengan hal-hal yang spesifik umum, seperti perbincangan kita dimulai, "Apa kabar Anda hari ini?".
- Kemudian, semakin ke bawah semakin penting, dan klimaks pada akhirnya.
c. Pola Paragraf Piramida Terbalik
Penulis membangun sebuah klimaks di awal,- lantas melembutkannya di akhir tulisan.
- Akhir tulisan bisa berupa catatan-catatan ringan.
d. Pola Paragraf Selang-seling
Pola semacam ini menerapkan dua tahap pengumpulan materi, yaitu;- unit-unit "penting dan tidak penting" disusun secara bergantian.
- Atau sesuatu Faktual yang mendalam bergantian dengan paragraf ringan.
- Bisa pula, dengan menampilkan Fakta yang diikuti ilustrasi verbal (dialog) secara bergantian.
e. Pola Paragraf Trapesium terbalik - Trapesium (2 trapesium ditumpuk, saling terhubung bagian sisi yang lebih pendek)
Awal dan akhir tulisan Feature mempunyai nilai penting dan menarik.- Bagian tengah berisi rangkaian materi yang (dianggap) tidak sepenting materi awal dan akhir.
- Tulisan dimulai dengan beberapa Fakta yang mewakili rasa kegairahan atau kehebohan (excitement) penulis.
- Kemudian menyempit menuju Fakta yang tak semenarik atau tak sepenting Teras (Lead) tulisan.
- Setelah itu mengembang menuju Klimaks dengan akhir yang lembut dan apik.
f. Pola Paragraf Tematik
Setiap Paragraf memberi penegasan kembali kepada apa yang telah diutarakan dalam Teras tulisan (Lead). Misalkan,
Leadnya bertemakan "cinta". Contoh Paragraf pada Tubuh Feature, seperti ini:
Cinta bersemi dalam kalbu setiap insan, siapapun ia dan di manapun ia berada.Namun, cinta yang bersemi dalam kalbu setiap muslim Ahlus Sunnah bergejala khas. Karena, cintanya adalah cinta kepada Allah Subhana wa ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam.Inilah sisi kehidupan Salafy yang paling indah, di lingkungan pemukiman warga yang tersebar meliputi Pondok Pesantren ... dan seterusnya.
g. Pola Paragraf Spiral
Pola ini berupa setiap Paragraf merinci apa yang ditulis dalam Paragraf sebelumnya, bagaikan spiral yang bergulir ke bawah. Berikut contohnya:
Siapa bilang "Malam-malam ibadah" telah sirna? Bahkan, "Malam-malam yang sepuluh" datang kembali menantang di sini, di ibukota. Penyebabnya adalah bulan Ramadhan.Ramadhan bukan saja bulan suci Islam, yakni saat-saat kaum muslimin dan muslimat menjalankan ibadah puasa di siang hari dan ibadah lainnya di malam hari.Lebih dari itu, yang dilakukan khususnya di Indonesia.Momen yang begitu hidup berjalan seiring dengan ibadah-ibadah ... Dan seterusnya.
h. Pola Paragraf Bebas
Pola Paragraf Bebas ini,- banyak menggunakan variasi-variasi sastra, misal dari bentuk Narasi (kisah) ke Deskripsi,
- lalu beralih ke teori dan data informasi,
- setelah itu dilengkapi dengan kutipan-kutipan,
- dan akhirnya kembali ke bentuk Narasi.
Dengan delapan contoh tentang cara untuk menjaga keteraturan susunan paragraf Feature, penulis dapat memilih susunan mana yang paling sesuai dengan temanya. Di antara delapan pilihan tersebut, yang paling mudah diterapkan adalah Pola Spiral. Namun, untuk keragaman gaya penulisan, kedelapan pola paragraf itu dapat digunakan silih berganti.
***
Mau belajar menulis Feature - Berkesan Dibaca via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
Atau, hanya mau baca postingan-postingan Belajar dan Menulis? Tanpa berdialog, komentar dan ngobrol. Ikuti /follow saja Channelnya TAP /KETUK > di bawah ini:
Gabung dalam percakapan