#27 Menulis Lead Feature
Masalah utama penulis, ketika telah memilih Lead dan memilih pendekatan dasarnya, adalah ia menghadapi problem dalam memilih kombinasi kata-katanya. Bagaimanapun imajinatif dan menariknya gagasannya untuk suatu Lead yang bagus, ia masih mungkin tergelincir dalam merenggut perhatian pembaca bila perpaduan kata-katanya runyam.
Misalnya:
Setiap pagi, sekitar pukul 07.30, ketika matahari masih bercahaya jingga di Bejen, sebuah perbukitan tak jauh dari kota Parakan, Ngatono, 32 tahun, memulai pekerjaannya sebagai penyadap gula aren. Ia berjalan kaki mendaki menuju hutan pohon kolang-kaling ....
Lead tersebut terlalu panjang, tapi untunglah susunan kata-katanya padu. Ide yang sama bisa ditulis lebih jelek oleh penulis yang kurang mampu:
Pagi-pagi, lebih kurang pukul 07.30 pagi, ketika matahari terlihat bersinar merah di Bejen, yakni sebuah bukit-bukit yang terletak lebih kurang tak jauh dari Parakan, seorang penyadap gula aren bernama Ngatono, 32 tahun, mulai bekerja sebagai penyadap gula aren ...
Bedakanlah kedua Lead itu. Gagasannya sama. Hal yang dibicarakan sama pula. Namun, Lead yang pertama lebih efektif dan ringkas, sedangkan yang kedua, banyak kata sebetulnya mampu dihilangkan tanpa mengubah deskripsi yang ingin diungkapkan.
Bila kita menganalisis beragam Lead-lead yang telah kita lewati itu, maka dapatlah kita susun pedoman pembuatan Lead berikut:
Tulislah ringkas
Jangan mengobral kata-kata. Lead kedua dalam contoh di atas panjang dan banyak kata-kata yang tak perlu. Lead kedua itu tidak memberikan informasi yang lebih banyak. Sangat murah dalam mengeluarkan kata-kata yang tidak penting mengurangi keefektifan dan kekuatan Lead. Bagaikan kaldu yang kental bisa menjadi sup yang hambar jika terlalu banyak air.
Tulislah paragraf secara ringkas
Kebanyakan penulis kawakan berpedoman begini:
- Jangan lebih dari 4 baris untuk sebuah Lead.
- Paragraf yang ringkas akan dengan sendirinya lebih mudah mengundang. Bila ditambah pemilihan kata (diksi) yang baik, akan mudah dibaca dan dipahami.
Gunakan kata-kata aktif
Lead yang bagus seolah-olah mempunyai nyawa dan tenaga. Pembaca harus merasakan suatu gerakan ketika ia membaca. Penulis Feature menaruh perhatian istimewa kepada kata kerja, terutama yang ringkas dan hidup. Kata kerja adalah pemantik. Ia memberikan kekuatan sehingga Lead kita "bergerak".
Gunakan Kata-kata Dasar
Hindari sedapat mungkin penggunaan terlalu banyak kata bentukan, terutama kata yang mengandung lebih dari lima suku kata. Berusaha lebih banyak menggunakan kata dasar. "Kesuksesan" misalnya, adalah kata bentukan yang bisa kita ubah ke bentuk dasarnya.
Perhatikan Lead ini:
"Kunci kesuksesan pengusaha Mutiara Galingging adalah kerja keras dan tepat janji".
Kalimat itu bisa dibuat seperti ini:
"Kunci sukses pengusaha Mutiara Galingging ..." dan seterusnya, dan maknanya persis sama.
Gunakan Kata-kata Sifat
Kata sifat juga sanggup memberi kontribusi untuk memperindah, mempertegas dan menambah vitalitas suatu kalimat, misalnya kata: "ramping", "ringsek", "berisi", "mengkilat”, dan sebagainya.
Gaetlah pembaca pada beberapa Kata Pertama
Dalam contoh sebelumnya, penulis membuka artikelnya dengan Lead yang fokus menajam:
"Arsitek dilarang ...".
Perhatian pembaca seperti langsung terkena gaya magnet. Ia mungkin akan membaca terus ... terus, sampai pembaca masuk jauh ke dalam artikel. Dan, banyak ahli komunikasi yang mengatakan bahwa bila penulis gagal menggaet pembaca pada kalimat pertama, sudah bisa dipastikan penulis akan kehilangan pembaca itu.
Ada beberapa contoh umum bagaimana kata-kata pertama gagal menggaet pembaca.
Misalnya ini:
"Beberapa minggu yang lalu ...""Dalam rangka ...""Seperti telah diketahui ...""Sebagaimana lazimnya ...""Seperti terjadi tiap hari ..."
Kata-kata itu memaksa pembaca untuk bersusah payah sebelum mengetahui apa yang akan dikemukakan penulis. Bila saja topiknya tidak begitu mengundang keingintahuan pembaca, ia dengan sendirinya akan pindah ke artikel lain.
Kalimat-kalimat itu langsung memberi kesan kepada pembaca bahwa penulis sama sekali tak menghidangkan artikel baru. Kalau begitu, buat apa dibaca?
Intinya, penulis mau tidak mau harus mampu menarik pembaca dengan modal Lead-nya. Sebab, walaupun isi artikelnya sendiri hebat, hanya sedikit pembaca yang mau mengarungi tulisan dengan Lead yang tidak menarik dan membosankan. Padahal artikel telah dibuat atas hasil kerja keras penulis.
Sehingga Lead ini memang sangat mendapat perhatian khusus bagi seorang penulis. Tidak jarang setelah artikel selesai ditulis, penulis masih belum puas dengan Lead nya, bahkan terkadang Lead ditinggal dulu dan dibuat setelah Feature selesai. Feature disimpan sampai berhari-hari bahkan dalam hitungan minggu, sampai penulis menemukan Lead yang tepat.
Karena, jika Lead yang ada tidak bisa membuat pembaca kecanduan membaca tulisan sampai tamat, Lead itu gagal.
Sehingga Lead ini memang sangat mendapat perhatian khusus bagi seorang penulis. Tidak jarang setelah artikel selesai ditulis, penulis masih belum puas dengan Lead nya, bahkan terkadang Lead ditinggal dulu dan dibuat setelah Feature selesai. Feature disimpan sampai berhari-hari bahkan dalam hitungan minggu, sampai penulis menemukan Lead yang tepat.
Karena, jika Lead yang ada tidak bisa membuat pembaca kecanduan membaca tulisan sampai tamat, Lead itu gagal.
***
Mau belajar menulis Feature - Berkesan Dibaca via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
Atau, hanya mau baca postingan-postingan Belajar dan Menulis? Tanpa berdialog, komentar dan ngobrol. Ikuti /follow saja Channelnya TAP /KETUK > di bawah ini:
Gabung dalam percakapan