#12 Perkembangan dalam Paragraf: Umum - Khusus, Khusus - Umum (1)
3. Perkembangan dalam Paragraf
Perkembangan dan pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama yaitu: Pertama, kemampuan memperinci secara maksimal Gagasan Utama paragraf ke dalam Gagasan-gagasan Bawahan, dan
Kedua, kemampuan mengurutkan Gagasan-gagasan Bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Gagasan utama paragraf hanya akan menjadi jelas bila diadakan perincian yang cermat. Gagasan utama biasanya didukung oleh yang dinamakan Kalimat Topik atau Kalimat Utama atau Kalimat Pokok. Gagasan-gagasan bawahan dapat didukung masing-masing oleh sebuah kalimat atau lebih. Ada juga kemungkinan bahwa semua gagasan bawahan sudah tercakup dalam Kalimat Topik. Malahan ada dua gagasan bawahan yang didukung oleh sebuah kalimat saja.
Untuk mengembangkan sebuah paragraf, baik untuk memperinci gagasan utama, maupun untuk mengurutkan perincian-perincian itu dengan teratur, dikembangkanlah bermacam-macam metode pengembangan. Metode pengembangan mana yang dipakai tergantung dari sifat paragraf itu. Dasar pengembangan paragraf dapat terjadi karena adanya;
- hubungan alamiah,
- hubungan logis
- serta ilustrasi-ilustrasi.
Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan yang nyata di alam yaitu;
- urutan kejadian,
- urutan tempat
- atau sudut pandangan.
Sedangkan, hubungan logis didasarkan pada tanggapan penulis atas relasi dari perincian-perincian itu.
Di bawah ini, akan diuraikan beberapa metode pengembangan itu sesuai dengan dasar pembentukan paragraf tersebut.
Umum - Khusus, Khusus - Umum
Kedua cara ini, merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah paragraf yang teratur.- Perkembangan paragraf itu bisa mendahului penampilan sebuah Gagasan Utama, tergantung dari metode pengembangan paragraf itu. Misalnya bila seorang penulis ingin memberi evidensi-evidensi (bukti /fakta) tertentu menuju kepada Kesimpulan, maka Konklusi pada akhir paragraf itulah merupakan Kalimat Utamanya.
- Atau ia dapat menghidangkan Konklusinya pada awal paragraf, baru kemudian mengemukakan evidensi-evidensi untuk memperkuat Konklusinya tadi.
Sebab itu persoalan penempatan Kalimat Topik merupakan suatu faktor yang benar-benar harus diperhatikan untuk menyusun sebuah paragraf yang baik.
Jadi dalam tulisan-tulisan yang baik, terdapat empat macam cara untuk menempatkan sebuah Kalimat Topik atau Kalimat Utama, yaitu:
Paragraf Deduktif
Dalam cara yang pertama, (Umum – Khusus)
Dalam cara yang pertama, (Umum – Khusus)
- Kalimat Utamanya yang masih umum ditempatkan pada awal paragraf,
- lalu kalimat-kalimat khusus atau perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya.
- Paragraf inilah yang dinamakan Paragraf Deduktif.
Pengertian awal paragraf ini;
- dapat merupakan kalimat pertama,
- dapat juga kalimat kedua.
Dengan menempatkan Kalimat Pokok pada awal paragraf, gagasan sentral tadi akan mendapat penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasanya bersifat paragraf deduktif, yaitu
mula-mula mengemukakan pokok persoalan, kemudian menyusul uraian-uraian yang terperinci. Kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut harus dipusatkan untuk memperjelas ide atau gagasan sentral tadi. Cara ini merupakan metode yang paling baik.
"Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah. Di sekitar rumah berderet pohon-pohon yang memberi keteduhan. Sementara itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di kejauhan, terlihat gunung Sumbing yang gagah dan gunung Sindoro yang penuh misteri."
Kutipan di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan Kalimat Topik yang mengandung gagasan pokok "Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah". Kalimat-kalimat selanjutnya hanya merupakan perincian dan penjelasan lebih lanjut dari gagasan pokok tersebut.
Paragraf Induktif
Sebaliknya, pada cara yang kedua (Khusus – Umum)
- Mula-mula dikemukakan perinciannya berupa kalimat-kalimat khusus,
- kemudian pada akhir paragraf generalisasi (kalimat umum) nya. Hanya dibalik saja dari cara yang pertama.
- Dan, paragraf ini dinamakan Paragraf Induktif.
Kalimat Topik dapat pula ditempatkan pada bagian akhir dari paragraf tersebut. Dalam hal ini paragraf itu bersifat paragraf induktif.
Paragraf semacam ini harus disusun sekian macam sehingga dapat mencapai klimaks dalam Kalimat Pokok yang terdapat pada akhir paragraf itu. Cara ini lebih sulit, tetapi lebih efektif, terutama dalam mengemukakan argumentasi.
"Di sekitar rumah Abdurrahman berderet pohon-pohon yang memberi keteduhan. Sementara itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di kejauhan, terlihat gunung Sumbing yang gagah dan gunung Sindoro yang penuh misteri. Pagi hari ini, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah."
Paragraf di atas jelas memperlihatkan bahwa gagasan utama terdapat pada kalimat yang terakhir, yang sekaligus menjadi Kalimat Topiknya. Kalimat-kalimat sebelumnya merupakan penjelasan atau pokok-pokok pikiran yang lebih kecil yang disusun sekian macam, sehingga berangsur-angsur menuju kepada klimaks atau gagasan utamanya pada akhir kalimat, yaitu "Pagi hari ini, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah.".
Paragraf Deduktif – Induktif
Sebuah variasi dalam kedua jenis paragraf itu adalah semacam penggabungan, yaitu;
- Pada awal paragraf terdapat Gagasan Utamanya yang diterapkan pada Kalimat Utamanya (jadi bersifat umum - khusus),
- tetapi, pada akhir paragraf, Kalimat Utama tadi diulang sekali lagi, terkadang dengan variasi kata-kata lain namun dengan makna yang sama.
- Paragraf ini dinamakan, Paragraf Deduktif – Induktif
- Apa gunanya? Untuk penekanan.
Kalimat Topik dapat pula ditempatkan pada bagian awal dan akhir dari paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir sering mengulangi gagasan dalam kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
"Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah. Di sekitar rumah berderet pohon-pohon yang memberi keteduhan. Sementara itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di kejauhan, terlihat gunung Sumbing yang gagah dan gunung Sindoro yang penuh misteri. Sungguh pagi yang elok dan hangat."
Kutipan di atas menunjukkan bahwa;
- Kalimat Topik terdapat pada awal paragraf "Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah"
- diulang kembali pada akhir paragraf itu tetapi dengan sedikit perubahan, yaitu "Sungguh pagi yang elok dan hangat".
Apa yang disebut "indah" pada kalimat pertama sama artinya dengan "elok" pada kalimat akhir.
Pada seluruh Paragraf
Kalimat Topik atau Kalimat Utama dapat juga termuat dalam seluruh paragraf. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi kalimat topiknya. Paragraf semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif (penggambaran) atau naratif (kisah).
Kalimat Topik atau Kalimat Utama dapat juga termuat dalam seluruh paragraf. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi kalimat topiknya. Paragraf semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif (penggambaran) atau naratif (kisah).
"Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberia Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api menyilaukan di atas hutan cemara sekitar sungai Tunguska. Kobaran api membentuk cendawan membumbung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1.000 km jauhnya"
Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut.
Akhirnya perlu dikemukakan sekali lagi bahwa tujuan dari Kalimat-kalimat Topik atau Kalimat Pokok atau disebut juga Kalimat Utama adalah;
- Untuk menuntun para pembaca menelusuri seluruh paragraf itu.
- Pembaca memerlukan petunjuk-petunjuk bagaimana gagasan itu terbentuk,
- serta bagaimana detail-detail atau bagian-bagian perinciannya harus disusun.
- Detail-detail atau perincian itu merupakan ide-ide tambahan atau gagasan bawahan dari Gagasan Utama yang terdapat dalam sebuah Kalimat Utama.
Demikian pula cara menganalisis paragraf-paragraf lainnya dengan macam-macam metode pengembangan yang lain. Yang paling penting adalah;
- menetapkan gagasan utamanya,
- baru kemudian dipersoalkan bagaimana perinciannya.
Paragraf yang bersifat Deduktif atau Induktif lebih mudah dianalisis karena gagasan utamanya didukung oleh sebuah Kalimat Topik. Sebaliknya paragraf yang gagasan utamanya didukung oleh semua kalimat (deskriptif dan naratif) agak lebih sukar karena harus dirumuskan secara tersendiri dengan memperhatikan isi seluruh kalimatnya.
Ada banyak cara pengembangan dalam paragraf yang lainnya. Untuk pembahasannya akan kita lanjutkan nanti yang akan datang setelah kita mulai mencoba untuk menulis suatu tulisan Eksposisi dari ide sendiri. Penundaan pembahasan tersebut adalah dengan alasan:
Mencukupkan lebih dahulu metode pengembangan paragraf Umum-Khusus, Khusus-Umum, dan Variasi (gabungan) keduanya sebagai metode tingkat awal dalam belajar menulis Eksposisi.
Jika terlalu banyak (masih ada 9 metode lagi) metode yang dipelajari di awal, dikhawatirkan akan menjadi kendala dalam memulai menulis. Pelajar akan takut memulai menulis karena banyaknya metode dan aturan, sehingga takut salah.
Metode-metode pengembangan paragraf lainnya dapat juga dipelajari seiring berjalannya proses belajar menulis, ketika membuat tulisan yang butuh kepada pengembangan paragraf dengan metode-metode lainnya.
***
Latihan
Berikut ini, ada 8 kalimat yang terdiri 2 kalimat Umum dan 6 Kalimat Khusus yang susunannya masih tidak beraturan, aturlah sesuai urutan yang teratur dengan pola pengembangan paragraf- Umum – Khusus (7 kalimat),
- Khusus – Umum (7 kalimat),
- dan Variasi Gabungan keduanya (8 kalimat):
- Foto dan poster penyanyi terpajang rapi di kamar.- Walaupun sudah tidak didengar, musik terus diputar.- Dari bangun pagi hingga mau tidur kembali, musik selalu mengiringi.- Hari-harinya tidak pernah kosong dengan musik.- Bahkan, tak jarang tidur terlelap dengan headset melekat di telinga.- Bagi sebagian orang, musik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya.- Seolah-olah, musik dan artis musik telah mendarah daging.
- Sebagiannya dijadikan sebagai wallpaper HP hingga kaos dan suvenir.
***
Mau belajar menulis Artikel - Asyik Dibaca via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
Atau, hanya mau baca postingan-postingan Belajar dan Menulis? Tanpa berdialog, komentar dan ngobrol. Ikuti /follow saja Channelnya TAP /KETUK > di bawah ini:
Gabung dalam percakapan