www.izzuka.com

#08 Prefiks atau awalan di-

 1.5. Prefiks di-

  Hampir semua tata bahasa Indonesia menjajarkan prefiks di- dengan bentuk pasif dalam bahasa-bahasa Asing. Dengan demikian timbul lagi persoalan apakah bentuk-bentuk pasif dan aktif itu ada dalam bentuk-bentuk kata kerja dalam bahasa Indonesia. Agar persoalan ini menjadi jelas pertama-tama kita harus memahami dulu pengertian-pengertian pasif dan aktif dalam bahasa-bahasa Asing.

1.5.1. Pengertian Pasif dan Aktif

  Kita mengambil salah satu contoh bahasa Asing saja, yaitu bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, bentuk-bentuk seperti di bawah ini disebut aktif (contoh dalam bentuk kata kerja yang telah dikerjakan - fi'il madhi):

qatala = ia telah membunuh
qatalta = engkau telah membunuh
qataltu = saya telah membunuh
qataluu = mereka telah membunuh
qatalna = kami telah membunuh

  Bentuk-bentuk itu disebut aktif karena persona-persona (kata-kata ganti orang) yang terkandung dalam bentuk-bentuk kata kerja itu menjadi agens (=pelaku) yang melakukan tindakan-tindakan itu.

  Sebaliknya bentuk-bentuk seperti di bawah ini disebut pasif.

qutila = dia telah dibunuh
qutilta = engkau telah dibunuh
qutiltu = saya telah dibunuh
qutiluu = mereka telah dibunuh
qutilna = kami telah dibunuh

  Bentuk seperti di atas ini disebut pasif  karena  persona-persona (kata-kata ganti orang) yang terkandung dalam bentuk-bentuk kata kerja itu menjadi patiens, yaitu yang menderita hasil tindakan itu.

  Jadi tampaklah bahwa pengertian-pengertian aktif dan pasif itu harus dilihat dari kesatuan bentuk kata kerja dengan  persona-persona (kata-kata ganti orang) nya.

1.5.2. Bagaimana bentuk Pasif dalam Bahasa Indonesia?

  Sekarang marilah kita memperhatikan bentuk-bentuk tradisional yang disebut pasif dalam bahasa Indonesia. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (tokoh ahli bahasa dan sastra) pasif dalam bahasa Indonesia dapat dinyatakan dengan tiga macam bentuk:

Kalimat kelompok I
Ayam kutangkap
Ayam kautangkap
Ayam itu ditangkap oleh Hasan

Kalimat kelompok II
Ayam itu ditangkap oleh saya
Ayam itu ditangkap oleh engkau
Ayam itu ditangkap oleh Hasan

Kalimat kelompok III
Ayam itu saya tangkap
Ayam itu engkau tangkap
Ayam itu dia tangkap

  Bila contoh-contoh di atas dibandingkan dengan bentuk-bentuk pasif dalam bahasa-bahasa Arab, tampak adanya perbedaan yang besar
  • Kata-kata ku, kau pada kelompok I, serta saya, engkau, dia pada kelompok III, semuanya menjadi agens (=pelaku) dari perbuatan tangkap, dan bukan menjadi patiens. 
  • Dan kata-kata itu jelas berhubungan erat dengan kata kerja tangkap.
  Mengingat adanya bentuk-bentuk klitis kau dan ku untuk orang II dan I di depan kata kerja tersebut, 
  • maka tidak dapat disangkal bahwa bentuk di pada mulanya adalah ringkasan dari orang III tunggal (dia)
  • Karena orang III tunggal yang dinyatakan dengan di itu lama-kelamaan menjadi kabur, maka kemudian ditambah keterangan yang mempergunakan kata oleh
  • Adapun arti dari pada oleh adalah hasil atau perbuatan
  • sebab itu kelompok kata seperti oleh Hasan, oleh dia dan lain-lain dapat diartikan dengan perbuatan Hasan, perbuatan dia dan lain-lain.
  Secara historis dapat dijelaskan proses terjadinya bentuk-bentuk di atas. Kalimat-kalimat yang mementingkan agens atau tindakan mengambil struktur: 

Subjek – Predikat – Objek:

Aku menangkap ayam
Engkau menangkap ayam
Hasan menangkap ayam, dan sebagainya.

  Tetapi bila Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita) nya dipentingkan atau sebagai jawaban atas pertanyaan, "Apa yang ditangkap?" Maka, orang dapat memakai dua cara, yaitu; 
  • mempertahankan struktur di atas dengan memberi tekanan keras pada Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita),
Aku menangkap AYAM
Engkau menangkap AYAM
Hasan menangkap AYAM
  • atau menempatkan Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita) di depan sekali (paling depan):
Ayam itu aku tangkap
Ayam itu engkau tangkap
Ayam itu Hasan tangkap

  Bentuk yang kedua ini dapat menjelaskan pada kita kedudukan fungsi prefiks me-
  • Prefiks me- dalam bentuk yang kedua itu tidak dipergunakan lagi 
  • sebab tindakan itu tidak dipentingkan lagi
  • Sementara itu, sebagai tampak dari contoh yang sama, Gatra Pangkal (aku, engkau, Hasan) masih diberi tempat
  • dengan kata lain masih mendapat tekanan dalam kalimat itu walaupun sudah berkurang tekanannya bila dibandingkan dengan Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita)
  • Taraf pementingan Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita) itu dapat meningkat lagi, sehingga perhatian kita tercurah hanya pada Gatra Pelengkap Penderita (Objek Penderita)
  • akibatnya Gatra Pangkal (aku, engkau, Hasan) tidak dipentingkan sama sekali.
  • Dalam hal ini Gatra Pangkal (aku, engkau, Hasan) itu cukup mengambil bentuk proklitis ku, kau, yang dalam ejaan dirangkaikan saja dengan Gatra Perbuatan
  • Untuk orang III tunggal Hasan diganti dengan dia dan akhirnya menjadi di.
Ayam itu Hasan tangkap
Ayam itu dia tangkap
Ayam itu ditangkap

  Dalam pemakaian sehari-hari, 
  • tidak dipikirkan lagi bahwa di- sebenarnya hanya dipakai untuk orang III tunggal
  • sebab itu secara analogi dibentuk pula bentuk-bentuk yang memakai di- untuk orang I dan II
  • yang diperjelas lagi dengan keterangan tambahan: olehku, olehmu, dan sebagainya.
Ayam itu aku tangkap
Ayam itu ditangkap olehku

Ayam itu engkau tangkap
Ayam itu ditangkap olehmu

Ayam itu dia tangkap
Ayam itu ditangkap oleh Hasan

  Oleh adanya perkenalan dengan bahasa-bahasa Asing, yang mengenal sistem aktif-pasif dalam bentuk-bentuk kata kerjanya maka oleh ahli-ahli tata bahasa diusahakan pula mencari bentuk-bentuk itu dalam bahasa Indonesia. 

         Ternyata, sesudah mengalami perkembangan, 
  • serta kemudian secara analogi dipaksakan
  • maka bentuk-bentuk kata kerja yang memakai bentuk di- lebih mirip dengan bentuk-bentuk pasif dalam bahasa-bahasa Asing. 
  • Sebab itu bentuk-bentuk yang mempergunakan kau, ku, dan lain-lain harus dengan tegas ditolak sebagai bentuk pasif.
***

Tugas Latihan

  Jawablah pertanyaan di bawah ini di buku tulis/kertas jawaban

1. Buatlah kalimat dengan kata-kata berawalan di- berikut:
  • diisolasi
  • dibunuh
  • dikarantina
***

Mau belajar Bahasa Indonesia - KATA via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:

Atau, mau belajar Bahasa Indonesia - KATA via luring (offline)beli bukunyaTAP /KETUK > di bawah ini:

Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...