www.izzuka.com

#05 Kata Tugas

2.4. Kata Tugas

          Bila kita memperhatikan penggolongan yang sudah diadakan di atas kita akan mengambil kesimpulan secara di luar itu semua, bahwa 

segala macam kata yang tidak termasuk salah satu jenis kata atau tidak menjadi sub-golongan jenis-jenis kata di atas, kita masukkan dalam suatu jenis kata yang tersendiri 

          yaitu; Kata Tugas

         Untuk jenis kata ini pun akan kita tentukan atau mencoba menentukan dengan mempergunakan prosedur-prosedur yang ada.

2.4.1. Bentuk

          Dari segi bentuk umumnya kata-kata tugas sukar sekali mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti: dengan, telah, dan, tetapi dan sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tetapi di samping itu ada segolongan kata yang jumlahnya sangat terbatas, walaupun termasuk kata tugas, dapat mengalami perubahan bentuk, misalnya: 

tidak, sudah, 
dapat berubah menjadi: 
menidakkan, menyudahkan.

2.4.2. Kelompok Kata

          Dari segi kelompok kata, kata-kata tugas hanya memiliki tugas untuk; 
  • memperluas atau 
  • mengadakan transformasi kalimat. 
  • Kata-kata tugas tidak bisa menduduki fungsi-fungsi pokok dalam sebuah kalimat. 
          Fungsi-fungsi pokok seperti Subjek, Predikat dan Objek diduduki oleh ketiga jenis kata lain.

          Suatu ciri lain yang bisa dipakai sebagai pegangan untuk menentukan kata tugas adalah: jika Kata Benda, Kata Sifat dan Kata Kerja dapat membentuk kalimat dengan sepatah kata dari jenis-jenis kata itu, maka kata-kata tugas umumnya tidak demikian. Sebagai suatu tutur yang lengkap kita dapat mengatakan:

lanjut! rumah! adik!
kerja! pergi! tidur!
bagus! cepat! manis! 
dan lain-lain.

          Tetapi kita tidak dapat berbuat seperti itu dengan kata-kata tugas. Kita tidak bisa membentuk suatu kalimat dengan sepatah kata dari:

telah! dan! sesudah!
supaya! tetapi! sebelum! 
dan lain-lain.

          Walaupun demikian ada beberapa kata tugas yang dapat bertindak sebagai kata benda, kata sifat atau kata kerja dalam membentuk suatu kalimat minim, misalnya:

sudah! belum!
tidak! bukan!

          Jadi melihat uraian di atas kita dapat membagi Kata-kata Tugas atas dua macam yaitu:

1. Kata-kata tugas yang monovalen (= bernilai satu): yaitu semata-mata bertugas untuk memperluas kalimat, misalnya: 

dan, tetapi, sesudah, di, ke, dari, dan sebagainya.

2. Kata-kata tugas yang ambivalen (bernilai dua): yaitu di samping berfungsi sebagai kata tugas yang monovalen, dapat juga bertindak sebagai jenis kata lain, baik dalam membentuk suatu kalimat minim maupun dalam mengubah bentuknya, misalnya: 

sudah, tidak, dan lain-lain.

          Jadi: fungsi kata tugas adalah mengubah kalimat yang minim menjadi kalimat transformasi.

2.4.3. Partikel kah, tah, lah, pun

          Keempat bentuk tersebut di atas adalah partikel penentu atau pengeras. 

          Partikel adalah semacam kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus yaitu sangat ringkas atau kecil, dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu.

          Perbedaan antara partikel dan sufiks (akhiran), juga semua afiks (imbuhan) dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Partikel tidak memindahkan jenis kata (kelas kata) dari kata-kata yang diikutinya; sebaliknya sufiks (juga semua afiks) memindahkan kelas kata dari kata yang diikutinya.

Misalnya:

Pergilah! (pergi tetap kata kerja)
Ayahlah yang berhak! (ayah tetap kata benda)
Besarlah harapanku! (besar tetap kata sifat)
Sudahlah! (sudah tetap kata tugas), 

tetapi

cangkul – cangkulkan! (kata benda > kata kerja)
besar – besarkan! (kata sifat > kata kerja)
sudah – sudahi! (kata tugas > kata kerja)

2. Kata-kata yang diikuti oleh sebuah partikel bisa bermacam-macam jenis katanya, dan tetap mempertahankan jenis katanya; sebaliknya sufiks (juga semua afiks) mengelompokkan bermacam-macam jenis kata itu menjadi satu jenis kata yang sama.

Siapakah dia? (tetap kata ganti tanya)
Dimanakah barang itu? (tetap kata tanya)
Bapakkah yang datang? (tetap kata benda)
Besarkah pulau itu? (tetap kata sifat)
Dengarkah olehmu suara itu? (tetap kata kerja)
Sudahkah kamu menemuinya? (tetap kata tugas), 

tetapi

Besarkan api itu! (kata sifat > kata kerja)
Lemparkan tombak itu! (kata kerja > kata kerja)
Balokkan gelondongan kayu jati itu! (kata benda > kata kerja)
Sudahi pertengkaran itu! (kata tugas > kata kerja)

3. Bidang gerak partikel adalah sintaksis (termasuk frasa dan klausa); sebaliknya sufiks (juga semua afiks) bergerak dalam bidang morfologi.

          Fungsi dan makna partikel-partikel tersebut di atas dapat diperinci sebagai berikut:

1. Partikel kah
          Fungsi partikel kah:
a. Memberi tekanan dalam pertanyaan; kata yang dihubungkan dengan kah itu dipentingkan:

Sawah atau ladangkah yang digarapnya?
Berkendara atau berjalankah dia?

b. Dapat dipakai pula untuk menyatakan hal yang tak tentu; sebenarnya hal itu merupakan pertanyaan juga, tetapi pertanyaan yang tidak langsung:

Datangkah atau tidakkah, kami tak tahu.
Terserahlah padamu; tinggalkah atau berangkat kami tidak ingin mempengaruhi saudara.

2. Partikel tah
          Fungsi partikel tah ini sama dengan kah, tetapi lebih terbatas pemakaiannya hanya pada kata tanya saja:

apatah, manatah, siapatah. 

         Bentuk-bentuk ini lebih sering dijumpai dalam bahasa Melayu Lama. Dewasa ini kurang dipakai. Makna pertanyaan dengan mempergunakan partikel tah adalah: meragukan atau kurang tentu.

3. Partikel lah
          Fungsi partikel lah adalah:
a. Mengeraskan Gatra Perbuatan, baik dalam kalimat berita, kalimat perintah, maupun dalam permintaan atau harapan. Misalnya:

Bacalah dengan nyaring!
Datanglah ke sini pukul lima!
Mudah-mudahan terhindarlah mereka dari permasalahan itu!

b. Mengeraskan suatu Gatra Keterangan; misalnya:

Tiadalah aku mau diperlakukan seperti itu.
Apa pun yang akan terjadi, pastilah aku akan datang ke sana.

c. Menekankan Gatra Pangkal; dalam hal ini biasanya ditambah dengan partikel yang:

Kamulah yang harus mengerjakan soal itu.
Engkaulah yang bertanggung jawab atas kejadian itu.

4. Partikel pun
          Fungsi dan arti partikel pun adalah:
a. Mengeraskan atau memberi tekanan pada kata yang bersangkutan; dalam hal ini dapat diartikan dengan juga:

Dia pun mengetahui persoalan itu.
Kapal-kapal yang besar pun dapat berlayar di sungai itu.

b. Dalam penguatan atau pengerasan dapat terkandung arti atau pengertian perlawanan:

Mengorbankan nyawa sekalipun ia rela.
Betapapun ia berjuang menghindari kematiannya, sia-sia belaka bila maut telah datang.

c. Gabungan antara pun + lah dapat mengandung aspek inkoatif (menunjukkan suatu peristiwa pada proses permulaan berlangsungnya):

Mereka pun berjalanlah.
Hujan pun turunlah dengan lebatnya.
Ia pun duduklah di bawah pohon yang rindang itu.

Catatan: 
perhatikan cara penulisan partikel -pun
  • Jika kata sebelumnya adalah Kata Tugas maka penulisannya digabung seperti pada contoh bagian b
  • sedangkan bila sebelumnya bukan Kata Tugas maka penulisannya dipisah seperti pada contoh bagian a dan c.

2.4.4. Kata Sambung atau Conjunctio

          Kata Sambung disebut juga Kata Penghubung atau Konjungsi adalah; 

kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat, atau menghubungkan kalimat-kalimat. 

          Cara atau sifat menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat itu dapat berlangsung dengan berbagai cara:

1. Menyatakan gabungan
dan, lagi, lagi pula, serta, kemudian, lalu, dan sebagainya.

2. Menyatakan pertentangan
tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, sebaliknya, dan sebagainya.

3. Menyatakan waktu
apabila, ketika, bila, bilamana, demi, sambil, sebelum, sedang, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, setelah, sesudah, tatkala, waktu, dan sebagainya.

4. Menyatakan tujuan
supaya, agar, agar supaya, dan lain-lain.

5. Menyatakan sebab
sebab, karena, karena itu, sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, dan sebagainya.

6. Menyatakan akibat
sehingga, sampai, akibatnya, maka, akhirnya, dan sebagainya.

7. Menyatakan syarat
jika, andaikata, asal, asalkan, jikalau, sekiranya, seandainya, dan sebagainya. 

8. Menyatakan pilihan: 
. . . . atau . . . . ,  . . . . maupun . . . . , baik . . . . baik . . . . , entah . . . . entah . . . ., bisa . . . bisa . . ., dan sebagainya.

9. Menyatakan bandingan
seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, laksana, seolah-olah, dan sebagainya.

10. Menyatakan tingkat
semakin, . . . . semakin, kian . . . . kian . . . . . , bertambah . . . . bertambah . . . ., dan sebagainya.

11. Menyatakan perlawanan
meskipun, biarpun, walaupun, dan lain-lain.

12. Pengantar kalimat
maka, adapun, akan, dan sebagainya.

Dalam Kesusastraan Lama kita mengenal pula kata-kata pengantar kalimat seperti: 
bahwasanya, sebermula, syahdan, hatta, arkian, kalakian, sekali peristiwa.

13. Menyatakan penjelas
yakni, umpama, yaitu, adalah, dan sebagainya.

14. Sebagai penetap sesuatu
bahwa, dan sebagainya.

          Segala macam Kata Sambung yang menghubungkan atau menerangkan kalimat secara jelas, disebut menerangkan secara eksplisit (tersurat). 

          Namun, di samping itu sifat hubungan itu dapat berlangsung tanpa memakai satu Kata Sambung pun. Maknanya harus ditafsir atau diturunkan berdasarkan hubungan kalimat. Keterangan yang tidak mempergunakan alat-alat bahasa ini bersifat implisit (tersirat), misalnya:

Ia datang, saya berangkat.

          Dalam kalimat di atas secara implisit terkandung keterangan waktu. Keterangan Waktu yang tersembunyi itu secara eksplisit dapat dinyatakan sebagai berikut:

Ketika ia datang, saya berangkat, 
atau
Ia datang, ketika saya berangkat.

          Namun, suatu hubungan yang dinyatakan secara implisit dapat ditafsirkan bermacam-macam; tergantung dari pandangan tiap pendengar atau pembaca. Contoh dalam kalimat di atas bisa pula ditafsirkan sebagai pertentangan:

Ia datang, saya berangkat.
Ditafsirkan sebagai:
Ia datang, tetapi saya berangkat

2.4.5. Kata Depan atau Prepositio

          Kata Depan atau Preposisi, adalah 

kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian-bagian kalimat. 

  Kata-kata Depan yang terpenting dalam bahasa Indonesia ialah:

1. Di, ke, dari, sampai: 
ketiga macam Kata Depan ini dipergunakan untuk 
  • merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat
  • Dalam penulisannya musti terpisah dengan kata tempat atau dianggap tempat tersebut.
Di Jakarta, di rumah, ke rumah, dari sawah, dari sekolah, dan sebagainya.

2. Bagi kata-kata yang 
  • menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan dipergunakan kata pada untuk menggantikan di, 
  • atau Kata-kata Depan lain yang digabungkan dengan pada misalnya: daripada, kepada.
Pada suatu hari pada bapak
pada hari minggu pada Ahmad
pada saya kepada kawan-kawan, 
dan lain-lain.

3. Selain daripada itu ada Kata-kata Depan yang lain, baik berupa gabungan maupun berupa kata tunggal seperti: 

di mana, di sini, di situ, akan, oleh, dalam, atas, demi, guna, untuk, buat, berkat, terhadap, antara, tentang, hingga dan lain-lain.

Di samping itu ada beberapa Kata Kerja yang dipakai pula sebagai kata depan, yaitu: 
menurut, menghadap, mendapatkan, melalui, menuju, menjelang, sampai.

          Ada beberapa Kata Depan, yang menduduki bermacam-macam fungsi yang istimewa. Sebab itu perlu kita perhatikan secara istimewa, antara lain:

1. Akan: 
Kata Depan akan dapat menduduki beberapa macam fungsi:
a. Pengantar objek:

Ia tidak mengetahui akan hal itu.
Aku lupa akan semua kejadian itu.

b. Untuk menyatakan futur (perbuatan yang akan datang):

Saya akan pergi ke Surabaya.
Ayah akan tiba hari ini.

c. Untuk penguat atau penekan
dalam hal ini dapat berfungsi sebagai penentu:

Akan hal itu kita bisa rundingkan kelak.

2. Dengan: 
Kata Depan dengan dapat menduduki beberapa macam fungsi, misalnya:
a. Untuk menyatakan alat (instrumental):

Ia memukul tokek itu dengan  tongkat.
Adik menulis dengan  pensil.

b. Menyatakan hubungan kesertaan (komitatif):

Ia pergi ke sekolah dengan (bersama) kawannya.

c. Membentuk adverbial (keterangan) kualitatif:

Perkara itu diselidiki dengan cermat.

d. Dipakai untuk menyatakan keterangan komparatif:

Adik sama tinggi dengan Ali.

3. Atas
arti dan fungsinya:
a. Membentuk keterangan tempat, dalam hal ini sama artinya dengan di atas:

Kami menerima tugas itu di atas pundak kami.

b. Menghubungkan Kata Benda atau Kata Kerja dengan Keterangan:

Kami ucapkan terimakasih atas kerelaan saudara.
Kami menyesal atas sekalian tindak-tanduknya.

c. Dipakai di depan beberapa kata dengan arti: dengan atau demi, misalnya:

atas nama atas kehendak atas perintah
atas desakan atas kemauan dan sebagainya

4. Antara: 
arti dan fungsi:
a. Sebagai penunjuk jarak:

Jarak antara Surabaya dan Jakarta 800 km.

b. Sebagai penunjuk tempat: dalam hal ini sama artinya dengan di antara:

Antara murid-murid itu, mana yang terpandai?

c. Dapat pula berarti kira-kira:

Antara lima enam pekan ia tidak bekerja.

2.4.6. Kata Sandang atau Articula

  Kata Sandang itu tidak mengandung suatu arti, tetapi mempunyai fungsi. Dalam bagian mengenai kata ganti penghubung sudah dibicarakan pula tentang yang, yang pada mulanya hanya mengandung fungsi penentu. Itulah fungsi pertama dari Kata-kata Sandang.

          Adapun fungsi Kata Sandang seluruhnya dapat disusun sebagai berikut:

a. Menentukan kata benda.

b. Mensubstansifkan (membendakan) suatu kata: 

yang besar, yang jangkung dan sebagainya.

          Kata-kata Sandang yang umum dalam bahasa Indonesia adalah: 

yang, itu, nya, si, sang, hang, dang. 

         Kata-kata sang, hang, dan dang banyak ditemukan dalam Kesusastraan Lama; sekarang kurang digunakan lagi, kecuali sang,
  • yang kadang-kadang digunakan untuk mengagungkan, 
  • kadang-kadang untuk menyatakan ejekan atau ironi.

2.4.7. Kata Seru atau Interjectio

          Oleh semua ahli tata bahasa, Kata Seru dianggap sebagai kata yang paling tua dalam kehidupan bahasa. Umat manusia tidak sekaligus mengenal sistem bahasa sebagai yang kita ketahui sekarang. Dari awal mula perkembangan umat manusia sedikit demi sedikit diciptakan sistem-sistem bunyi untuk komunikasi antar anggota masyarakat. Dan bentuk yang paling tua yang diciptakan untuk mengadakan hubungan atau komunikasi itu adalah kata seru.
  • Interjeksi sekaligus mengungkapkan semua perasaan dan maksud seseorang. 
  • Berarti interjeksi itu sudah termasuk dalam bidang sintaksis
  • Atau dengan kata lain apa yang dinamakan kata seru itu, bukanlah kata tetapi adalah semacam kalimat, 
  • karena terkandung di dalamnya suatu intonasi
  • Dan Intonasi merupakan bagian suprasegmental dan ciri khusus dari suatu kalimat.
  Bermacam-macam interjeksi yang dikenal hingga sekarang dalam kehidupan masyarakat bahasa Indonesia adalah:

1. Interjeksi asli

yah, wah, ah, hai, o, oh, nah, he, dan lain-lain.

2. Interjeksi yang berasal dari kata-kata biasa
yang dimaksud dengan interjeksi ini adalah kata-kata benda atau kata-kata lain yang digunakan atau biasa digunakan sebagai kata seru: 

masa'! kasihan! bagus! dan lain-lain.

3. Interjeksi yang berasal dari ungkapan-ungkapan, baik dari ungkapan Indonesia asli maupun dari ungkapan asing, misalnya: 

Ya ampun, 
Demi Allah 
Insya Allah (= jika dikehendaki Allah) 
Masya Allah (= dengan kehendak Allah) 
Alhamdulillahi rabbilalamin (= segala puji hanya milik Allah Tuhan seluruh alam) 
Astaghfirullah (= mudah-mudahan Allah mengampuni aku), 
dan sebagainya.

***

Tugas Latihan

  Jawablah pertanyaan di bawah ini di buku tulis/kertas jawaban!

          Sebelumnya, ada catatan sebagai arahan: tak usah bingung, lihat kembali modul materi Kata Sambung, Kata Depan, Kata Sandang dan Kata Seru, disitu ada contoh-contoh kalimatnya. Kalian tinggal menirukannya tapi dalam bentuk lain. Tumbuhkan kreatifitas kalian!

1. Sebutkan fungsi atau tugas Kata Tugas,  jelaskan kaitannya dengan apakah Kata Tugas dapat menempati fungsi-fungsi pokok dalam kalimat seperti Subjek, Predikat dan Objek!

2. Buatlah satu kalimat dengan; 
a. partikel kah untuk menyatakan hal yang tak tentu (sebenarnya hal itu merupakan pertanyaan juga, tetapi pertanyaan yang tidak langsung).

b. partikel lah yang menekankan gatra pangkal /subjek (dalam hal ini biasanya ditambah dengan partikel yang).

c. partikel pun dalam penguatan atau pengerasan dapat terkandung arti atau pengertian perlawanan.

3.a. Buatlah 3 kalimat yang masing-masing menggunakan:
  • Kata Sambung yang menyatakan syarat.
  • Kata Sambung yang menyatakan pilihan.
  • Kata Sambung yang menyatakan bandingan.
b. Buatlah 3 kalimat yang masing-masing menggunakan:
  • Kata Depan akan sebagai Pengantar Objek.
  • Kata Depan atas yang menghubungkan Kata Benda atau Kata Kerja dengan Keterangan.
  • Kata Depan antara yang berarti kira-kira.
4. Buatlah 3 kalimat 
a. yang masing-masing menggunakan Kata Sandang!
b. yang masing-masing memakai Kata Seru!

***

Mau belajar Bahasa Indonesia - KATA via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:

Atau, mau belajar Bahasa Indonesia - KATA via luring (offline)beli bukunyaTAP /KETUK > di bawah ini:

Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...