www.izzuka.com

#06 Outline (kerangka) Kisah demi Kisah

          Sebelum ini, kita telah mencoba mengurai dan menganyam untaian-untaian hasrat Fulan. Dan, telah kita dapatkan jalinannya, yaitu anyaman selang-seling berkelidan antara untai rantai hasrat sang tokoh dan untai peristiwa lainnya yang sesekali bisa kita munculkan sesuai dengan progres waktunya.

Premis

          Berdasarkan analisis kronologis waktu dan terkait hasrat-hasrat Fulan pada tabel yang telah dibuat pada postingan sebelum ini, maka dalam cerita tersebut kita temukan beberapa fase. Dalam setiap fase ada Premis yang musti dibuat. 

          Apakah Premis itu? Untuk lebih jelas dan rincinya bisa ketuk /tap > Pentingnya premis dalam Cerita.

          Namun, untuk singkatnya Premis itu, 
  • suatu kalimat-kalimat yang menjadi ide dasar suatu cerita
  • Biasanya Premis terdiri unsur-unsur Tokoh, Hasrat, Halangan dan Resolusinya (hasilnya, berhasilkah atau tidak).
          Baik, sekarang kita coba susun fase dan premisnya.

Fase pertama (dari lahir sampai usia akhir SD) 

Yaitu masa-masa dengan Repetisi Hasrat. Hasrat yang tak diketahui dan tak disadari oleh tokoh, terjadi kebingungan-kebingungan, dikarenakan Fulan masih kecil pula. Fulan hanya ikut apa maunya orang tua. Sehingga dapat dikatakan di sini, 
  • Hasrat-hasrat ibu-bapaknya lah yang mendominasi kehidupan tokoh. 
  • Resolusinya adalah terbentuknya karakter dasar, watak dan sifat Fulan.

Fase kedua (usia SMP sampai pertengahan Kuliah sebagai Mahasiswa), 

masa dengan Konsistensi Hasrat
  • Hasrat yang lebih jelas, yaitu bagaimana di terima oleh lingkungan dan masyarakatnya. Diterima teman-teman, tetangga, dan sebagainya. Ada percik-percik awal pemberontakan terhadap kungkungan ibunya.  
  • Halangannya adalah batin Fulan sendiri, karena ia berusaha melawan karakter yang terbentuk akibat peristiwa-peristiwa yang dialaminya fase pertama, akibat didikan ibunya.  
  • Resolusinya adalah banyak teman, mampu berbaur dengan masyarakat lingkungannya, walaupun masih agak canggung dan hanya ikut arus saja.

Fase ketiga (pada masa pertengahan Kuliah)

Yaitu terjadinya Penyadaran Hasrat yakni penyadaran, kejenuhan, bahwa hasrat agar diterima lingkungan dan masyarakat ternyata tidak memberi kebahagiaan. 
  • Maka, timbullah hasrat baru, hasrat tujuan hidup, Motivasi atau Niat Sadar berupa rasa tenang dan bahagia terkait kehidupan dia nanti setelah mati, yang sebetulnya ini juga telah muncul berupa letupan kecil ketika dia masih anak SD seusia belasan tahun, yakni pada fase pertama. Di awal belum terasa halangannya
  • Hasilnya Fulan menyendiri, berusaha merenung atas tujuan-tujaan hidupnya. Untuk apa ia ada di dunia ini.

Fase keempat (masa pertengahan Kuliah sampai berkeluarga)

kembali pada Konsistensi Hasrat, yaitu; 
  • Berusaha konsisten di atas agama. Hanya saja terjadi kebingungan-kebingungan dengan banyaknya kelompok-kelompok manhaj dalam Islam.  
  • Halangannya ya, kelompok-kelompok Islam itu sendiri, ibu-bapaknya, lingkungan dan masyarakatnya, teman-temannya, dan banyak lagi.
  • Hasilnya Fulan menjadi orang yang berusaha mencari ilmu agama, dan berusaha semampu mungkin mengamalkan. Banyak terjadi revisi-revisi pandangan dalam melihat suatu persoalan hidup.

Fase kelima (masa awal-awal berkeluarga)

bertemunya dengan manhaj Ahlus Sunnah sehingga semakin fokus di atas Konsistensi Hasrat
  • Halangannya mulai timbul kebingunan-kebingungan lagi dengan datangnya perbedaan-perbedaan dalam memahami suatu masalah di tubuh Ahlus Sunnah.  
  • Hasilnya Fulan berusaha mencocoki dirinya kepada orang-orang yang lebih mendekati kebenaran dalam mengamalkan manhaj Ahlus Sunnah.

Fase keenam (masa-masa hijrah dari ibukota ke daerah Jawa Tengah)

Fulan masih di atas Konsistensi Hasrat sampai yakin berusaha di atas manhaj Ahlus Sunnah sejati dengan bimbingan Ulama Kibar. 
  • Dan sesungguhnya kebahagiaan itu terletak pada kekhawatiran atas dirinya, yang jika tidak ikhlash dan ittiba' akan menjatuhkan dirinya dalam ketidakbahagiaan.  
  • Halangannya adalah dirinya sendiri, yaitu ketidak ikhlasan dan kurangnya ilmu yang lebih dalam untuk mengamalkan manhaj tersebut.  
  • Hasilnya berusaha terus menuntut ilmu dan mengamalkan, dan selalu memeriksa niat keikhlasannya.
          Nah, sekarang kita coba mengurai satu-persatu menjadi Kisah demi Kisah.

Fase pertama 

          Seperti dijelaskan di atas pada fase pertama Fulan belum tahu hasratnya apa. Yang dominan adalah hasrat-hasrat orang tuanya. Tentu saja, karena Fulan masih kecil dan pribadi-pribadi yang selalu dekat pada kesehariannya adalah ibu-bapaknya. Hasilnya adalah karakter, watak dan sifat Fulan. Berdasarkan analisis penulis, Fulan pada masa kecilnya memiliki 2 kelompok karakter yang saling berlawanan dalam diri dan batinnya. Ini semua akibat pengaruh; 
  • ibunya yang punya karakter keras 
  • dan bapaknya yang punya karakter petualang
  • Karakter-karakter kelompok pertama timbul pada masa fase pertama (Usia SD)
  • sedang karakter-karakter kelompok kedua mulai timbul pada fase kedua (Usia SMP), walaupun ada beberapa letupan kejadian kecil pertanda adanya karakter ayahnya di fase pertama ini.
          Kelompok karakter karena pengaruh ibunya (timbul pada Fase Pertama /Usia SD):
  • Disiplin
  • Teratur
  • Otak kiri
  • Penakut
  • Pemalu
  • Pendiam
  • Grogian (gemetar, berkeringat dingin)
  • Kuper (kurang pergaulan)
  • Kutu buku, akibat kuper dan di rumah saja.
         Sekarang, untuk karakter akibat pengaruh ibunya akan kita analisis penyebab-penyebabnya. Karena berdasarkan kausalitas, bahwa kejadian-kejadian di masa kecil akan membentuk karakternya. Adapun karakter-karakter akibat pengaruh bapaknya, akan kita sodorkan fakta-faktanya saja pada fase kedua.

        Sebab-sebab karakter akibat pengaruh ibunya, adalah;

Disiplin, teratur dan otak kiri

          Didikan ibunya yang keras, 
  • agar selalu belajar di rumah ketika tinggal di Jalan Kartini, Sidoarjo dan Kebun Ros, Bengkulu. 
  • Terbukti Fulan selalu ranking atau juara 1 terus di kelasnya. 
  • Setiap hari, ada dibuatkan ibunya jadwal kegiatan jam per jamnya. Ada jam belajar, jam main, jam istirahat siang, jam tidur malam, dan sebagainya.

Penakut, pemalu, pendiam, grogian, kuper, dan kutu buku

          Karakter penakut dan grogian, 
  • dikarenakan sering dimarahi, dibentak dan dipukuli
  • Kedisiplinan yang ibu Fulan terapkan berkonsekwensi jika terjadi pelanggaran sedikit saja, maka hukumanlah ganjarannya.
         Adapun karakter pemalu, pendiam dan kuper, disebabkan oleh:
  • Tidak terbiasa menjadi pusat perhatian, 
  • karena kurang bersosialisasi, 
  • jarang kumpul dengan orang-orang dalam kegiatan umum. 
  • Orang tua kurang bermasyarakat dengan tetangga, 
  • karena ibu merasa keturunan ningrat Raja Majaphit Brawijaya
  • bahkan masih menyimpan silsilah keluarganya. 
  • Fulan pun dilarang bermain dengan anak-anak kampung sekitar tetangga. 
  • Salah satu hal yang mengherankan, keluarga Fulan terkadang melakukan pelanggaran terhadap syariat Islam. 
  • Entah karena kebodohannya atau memang dalam pemahaman mereka keturunan ningrat itu lawan dari golongan Islam, karena mereka beranggapan golongan Islam itu orang kampung, sarungan, lecek, sering ke masjid. Sehingga amalan ningrat musti berlawanan dengan Islam. Mereka yang ningrat ini boleh dikatakan golongan Abangan. Untuk jelasnya golongan Abangan itu apa bisa tap /ketuk > di sini
  • Tidak terbiasa bicara mengungkapkan ide, 
  • kurang diberi kesempatan bicara, selalu didoktrin. 
  • Tidak ada orang lain yang bisa menjadi objek disampaikan pendapat-pendapatnya, ya karena kurang bersosialisasi juga.
          Karakter kutu buku disebabkan oleh:
  • Tak punya saudara kandung laki-laki, hanya punya kakak-kakak perempuan, sehingga tiada kegiatan bermain bersama saudara laki-laki, cuma bisa menyendiri. 
  • Tidak ada aktifitas karena di rumah terus. 
  • Dan kegiatan membaca inilah yang menjadi cikal bakal yang mampu menghilangkan sifat-sifat kekurangan lainnya di atas.
  • Terbukti genre bacaan yang disukai adalah petualangan, seperti: Petualangan Tom Sawyer, Winnetou, Tintin, Sapta Siaga, Lima Sekawan dan lain-lain. 
  • Dan juga dipengaruhi karakter bapaknya yang petualang.

Interupsi!Jika Sobat menggunakan smart phone, silahkan rotasi layar 90 derajat dari potret (berdiri) menjadi lanskap (rebah) untuk kenyamanan melihat tabel berikut di bawah ini.

Hasrat
Kisah /JudulTokohTempatTema
Repetisi Hasrat
#1 Water Closet
- Fulan
- Endi & Tinuk (kakak-kakak)
- Bapak
Magersari &
Kapasari, 
Surabaya
Kurang
bermasyraka
t
idem
#2 Kaleng Terbang
- Fulan
- Las (asisten RT)
- Endi & Tinuk
Jl. Kartini,
Sidoarjo
Tak punya
teman bermain
yang sebaya
idem
#3 Nyaris
- Fulan
- Bapak & Ibu
- Endi & Tinuk
- Pramugari
Di dalam pesawat 
terbang Fokker 27,
Kemayoran, Jakarta
Padang Kemiling, Bengkulu
Pendiamnya
Fulan
idem
#4 Dislokasi
- Fulan
- Bapak & Ibu
- Encik Lampung
Di dalam kapal,
Panjang, Tanjung Karang
Merak, Jawa Barat
Curup, Bengkulu
Letupan pertama 
perlawanan
kepada nasehat
orang tua
sisipan
#5 Kuswadi
- Fulan
- Kuswadi
- Bapak & Ibu
Jl. Kebon Ros, 
Bengkulu
Sopir aneh
mencari kebenaran
tanpa bimbingan
ustadz atau ulama.
idem
#6 Hari Raya
- Fulan
- Ato
- Ibu
Perum. Nusa
Indah, Bengkulu
Secercah tanda
tentang Islam

***

Mau belajar menulis Kelindan Kisah-kisah Nyata via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:

Atau, mau belajar menulis Kelindan Kisah-kisah Nyata via luring (offline), beli saja bukunya, TAP /KETUK > di bawah ini:

Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...