#24 Peranan Deskripsi Tempat
Tempat, atau kadang disebut Latar Tempat adalah
arena gelanggang berlangsungnya peristiwa-peristiwa.
Suatu peristiwa tak mungkin terjadi di suatu kehampaan, tetapi pasti berada di suatu ruang atau tempat. Tempat selalu menjadi latar dalam pengisahan-pengisahan. Dan, itu akan membuat jalannya cerita lebih menarik, lebih hidup, dan bahkan akan berpengaruh terhadap jalannya peristiwa sendiri.
Coba perhatikan Deskripsi-deskripsi berikut, betapa akan berpengaruh kepada jalannya cerita pada kisah-kisah nyata tersebut:
Suatu peristiwa peledakan bom yang dilakukan para teroris akan lebih berarti, jika peranan tempat sebagai latar turut serta memberi pengaruhnya terhadap aksi yang dilakukan para teroris. Entah itu di suatu tempat hiburan, di hotel, atau bahkan di markas militer suatu negara. Keberhasilan atau kegagalan mereka bukan saja dari rencana dan siasat busuk mereka, tetapi juga ditentukan oleh faktor tempat.
Begitu juga, sebuah tempat dapat dinyatakan sebagai tempat strategis di suatu peperangan dalam sejarah para sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Tempat strategis itu memberi peranan sebab terjadinya kemenangan dalam pertempuran melawan musuh-musuh dari kalangan orang-orang musyrik.
Sehingga, dalam sejarah sering kita baca, betapa usaha dari pihak-pihak yang berperang untuk menguasai tempat-tempat yang dianggap strategis. Karena dari tempat strategis itulah para sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mampu membendung serangan musuh-musuh Islam, dan lebih dari itu sanggup menyiapkan serangan balik demi menghancurkan musuh-musuh mereka.
Bahkan, jika kita lihat di buku-buku sejarah, sampai-sampai disertakan gambar peta tempat terjadinya pertempuran. Peta tersebut lengkap dengan nama-nama daerah, gunung, kota dan sebagainya, termasuk tanda-tanda panah untuk menunjukkan arah pergerakan pasukan maupun musuh.
Sebuah jurang yang terjal dengan air terjun yang menghembuskan udara yang basah dan sejuk, dengan pepohonan yang rindang, dapat menimbulkan suasana segar dan indah dalam acara piknik bersama para santri suatu pondok pesantren. Ditambah minum kopi bersama dan kudapan hangat di suatu gubug saung dekat air terjun. Masya Allah!
Meranggasnya pohon-pohon dan keringnya udara di suatu padang savana, dijalin sengatan sinar matahari yang terik di puncak siang hari akan lebih menyiksa seorang pengembara tak tahu arah. Iapun berjuang untuk keluar dari daerah gersang yang tak berujung itu.
Intinya, latar tempat merupakan peranan yang penting dan hidup dalam setiap peristiwa. Dengan demikian, setiap peristiwa tak bisa lepas dari lingkungan dan ikatan tempat.
Maka dari itulah, dalam suatu wacana tulisan narasi atau kisah, para penulis selalu
- mendeskripsikan latar tempat dengan cermat dan menarik,
- entah itu di dalam satu paragraf atau lebih,
- bisa juga berkelidan di sela-sela jalannya cerita itu sendiri.
Seorang penulis yang jeli,
- tidak menjejalkan seluruh detail tempat yang terbentang di hadapannya ke dalam deskripsinya.
- Ia hanya akan memasukkan detail-detail dari tempat-tempat yang ada hubungannya atau mempunyai peranan langsung dengan jalannya peristiwa.
- Sebaliknya perincian yang tak ada hubungan sama sekali dengan berlangsungnya peristiwa bisa diabaikan.
Ada lagi, deskripsi tempat yang diungkapkan tanpa adanya hubungan dengan suatu peristiwa. Penulis hanya ingin menyampaikan deskripsi untuk menimbulkan suasana tertentu. Atau, ingin menggambarkan dengan sejelas-jelasnya tentang tempat tersebut.
Telah lewat contoh Deskripsi pada Bab Teknik Deskripsi dengan pendekatan Realistis:
Sepotong Petang di Pondok Pesantren
Angka jam pada 'hand phone' ku menunjukkan angka lima. Sang surya sudah sangat condong ke barat, cahayanya tedah mulai redup. Udara dingin mulai merasuk ke dalam kulit tubuh. Bau semerbak daun tembakau sangat menyengat pada musim tanam tembakau di desa Kemiri di kabupaten Temanggung ini.Suara teriakan santri-santri bermain bola masih bersahut-sahutan di lapangan 'futsal' pondok pesantren di hadapanku. Lapangan 'futsal' itu hanyalah beralaskan coklatnya tanah dan beratap langit. Di hadapanku terbentang jaring-jaring penghalang jika ada bola 'nyasar' keluar lapangan. Sehingga bola yang terlempar keluar lapangan tidak sempat menghantam asrama santri yang ada di belakangku. Asrama santri terbuat dari rangka kayu sengon dan bahan GRC semacam triplek tahan air akan tetapi mudah pecah. Terlihat beberapa bagian pecah dan berlobang, Melihat dinding asrama yang pecah dan berlobang itu, baru kutahu mengapa ada jaring-jaring di hadapanku.Dan seterusnya.
***
Kutipan di atas adalah deskripsi tempat, yaitu tentang suatu pondok pesantren di sore hari. Deskripsi ini semata-mata merupakan penggambaran suatu tempat tanpa adanya suatu peristiwa atau kejadian.
Lalu, bagaimana suatu deskripsi tempat sebagai latar yang dirangkaikan dengan peristiwa?
Perhatikan contoh berikut:
Kaleng Terbang
Siang itu, langit tak ada gumpalan-gumpalan kelabu mendung sama sekali. Awan-awan cumulus yang biasa berarak-arak membawa pertanda akan hujanpun tak bertandang. Angkasa bersih, biru meliputi permukaan horizon bumi Sidoarjo, tepatnya di lingkungan kampung jalan Kartini. Ya, sekarang aku telah berusia delapan tahun dan telah bersekolah di klas dua Sekolah Dasar Lely, Sidoarjo. Bapakku tetap bekerja di Departemen Transmigrasi yang berkantor di Surabaya, tetapi rumah kami pindah di Sidoarjo.Pertengahan hari ini memang sangat cerah pertanda pergantian musim dari musim hujan menuju musim kemarau. Pergantian musim mengakibatkan udara dengan tekanan tinggi bergerak cepat, berkesiur ke arah dimana udara bertekanan renggang menerpa pohon mangga, pohon srikaya, pohon delima dan pohon-pohon pisang di halaman rumahku. Suaranya menderu-deru, stabil seolah-olah memanggil-manggil anak-anak untuk bermain.Bermain apa?Apalagi jika bukan bermain suatu benda berbentuk belah ketupat, terdiri dari kerangka bambu kecil yang lentur terhubungkan benang, dan ditempeli kertas minyak yang tipis seakan membran kulit sayap seekor kelelawar, siap terbang mengudara berenang di antara derasnya aliran udara musim pancaroba.Ya, sekarang memang waktunya musim layang-layang. Aku tahu itu, pasti seru!Angin pergantian cuaca itu berdesir-desir menggoda adrenalinku untuk segera menuju lapangan bola di seberang rumahku. Tentu saja aku suka sekali bermain layang-layang, walaupun belum pernah.
"Mbak Las, aku ape main layangan yo!” aku minta persetujuan kepada sosok wanita gempal asisten rumah tangga keluargaku yang berasal dari kampung Lawang. Aku lupa nama lengkapnya, mungkin Lasmi.Lengkapnya silakan baca pada bagian Lampiran
***
Kutipan di atas, pemerian latar tempat dijalin dengan tindak-tanduk atau satu momen peristiwa. Deskripsi tempat tersebut memulai sebuah kejadian.
Di samping deskripsi tempat yang memulai sebuah cerita, bisa juga deskripsi tempat berkelidan tersebar bersama jalannya cerita secara mesra. Sehingga deskripsi tempat tidak terkonsentrasi hanya pada satu dua paragraf saja. Hal itu bisa saja terjadi dikarenakan kisah yang musti diceritakan dengan lengkap sampai selesai, berkronologi latar tempat dan waktu yang berbeda-beda.
***
Mau belajar menulis Kisah Nyata via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
Gabung dalam percakapan