www.izzuka.com

#06 Pola dalam Kisah Nyata

Pola dalam Kisah Nyata Inspiratif

Sebuah Kisah Nyata dapat tersusun menurut berbagai pola. Yang paling sederhana, dapatlah kita beri nama Kisah Nyata Dasar. Kisah Nyata Dasar harus terdiri dari tiga bagian; 
  • Awal, 
  • Tengah 
  • dan Akhir.
          Sangatlah sederhana.

          Namun, akan dijelaskan masing-masing, yang ternyata nanti kita tahu bahwa tidak sesederhana apa yang kita bayangkan.

Bagian Awal

          Awal itu, mustilah seperti, 
  • umpan sebuah pancingan yang lezat
  • sehingga begitu pembaca membaca hatinya langsung terpaut. 
  • Awal itu haruslah memperkenalkan tokoh-tokoh yang memainkan peran dalam kisah, 
  • serta memberikan latar belakang (latar tempat dan latar waktu) yang dibutuhkan untuk kelancaran cerita. 
  • Dan, disamping itu semua, awal harus menyiratkan bagaimana kira-kira cerita itu akan berakhir.
    • Maksudnya bukanlah: begitu pembaca membaca awal itu dia langsung mengetahui bagaimana kelanjutan dan akhir cerita nantinya, tetapi ketika pembaca sudah selesai membaca seluruh kisah tersebut, dia akan berkata dalam hatinya, “Oh ini rupanya yang disiratkan di awal tadi”. 
    • Ketika itu barulah terasa bahwa akhir Kisah tersebut memang harus begitu, tidak bisa lain walaupun tak bisa diduga sebelumnya. 
    • Akhir yang baik itu selalu harus mengejutkan.

Bagian Tengah

          Bagian tengah, dimulai ketika di dalam cerita itu, 
  • mulai muncul komplikasi, tikaian atau keruwetan 
  • yang akhirnya menjurus ke konflik. Semuanya menuju titik krisis konflik yang terakhir dan menentukan yang dinamakan klimaks. 
  • Perlu diingat kembali bahwa yang namanya konflik tidak harus konflik fisik semata. Bisa saja konflik bersifat non fisik
    • misalnya, pergi ke kota dan menetap di sana ataukah tinggal di desa saja, 
    • atau bisa juga memilih calon istri dari teman ataukah pilihan orang tua, dan lain sebagainya.
  • Konflik itu biasanya memang diakhiri dengan sebuah ledakan, dan itu klimaks tadi. 
    • Ibarat letusan gunung berapi, awalnya adalah tekanan-tekanan uap atau gas di dalam gunung itu mulai meninggi (komplikasi yang menuju konflik). Kemudian ada letusan-letusan kecil, semburan abu vulkanik, batu, asap dan api (konflik). Dan, akhirnya letusan itu yang maha dahsyat dan bahkan bisa mencampakkan separuh dari puncak gunung tersebut (klimaks). 

Bagian Akhir

  • Sesudah letusan itu, kemudian kembali tenang. Para penduduk kembali ke rumah masing-masing, bantuan kemanusiaanpun berhenti mengalir, dan kehidupan baru segera dimulai normal kembali. Begitulah permisalan akhir sebuah Kisah Nyata Dasar. 
  • Ada  akhir yang berpanjang-panjang dengan menceritakan nasib tokoh-tokoh yang terlibat dalam Kisah. 
  • Tetapi ada pula yang singkat saja
  • Bahkan, Kisah yang akhirnya tidak dituliskan, hanya tersirat, dan pembaca dipersilahkan menduganya sendiri.
          Itulah pola Kisah Nyata Dasar. Dan, cara inipun masih banyak yang dipakai. Tetapi, ada pula penulis yang mencari dan menciptakan gayanya sendiri. Dari waktu ke waktu banyak bermunculan cara bercerita yang baru. Dan sudah menjadi sifat dasar seorang penulis selalu mencoba gaya baru.

Pola Kisah Nyata dapat digambarkan diagram seperti diagram di bawah ini:

Gambar atas
Bisa kita temukan suasana-suasana yang akan mengantar atau menuju klimaks konflik, lalu mereda.

          Atau

Gambar bawah
Bisa juga, kita temukan konflik-konflik kecil, lantas mengarah kepada suasana memanas, dan akhir puncaknya dengan konflik terbesar sebagai klimaks, lalu mereda.

Ketegangan itu Asyik dan Nikmat

          Dari penjelasan tentang Kisah Nyata, bahwa ciri yang menyolok dan yang membedakan Kisah (baca: kisah sempurna) adalah adanya konflik. Dan, telah dijelaskan sebelumnya Kisah disukai orang disamping amanat atau pesan hikmah tersirat yang didapat, Kisah juga karena nikmat dan asyik dibaca dan menjadi hiburan bagi mereka. 

Mengapa hal-hal yang bersifat konflik justru digemari, nikmat, asyik dibaca dan menjadi hiburan?

            Cobalah kita seolah-olah di dalam mesin waktu yang mampu melontarkan diri kita kepada masa lampau, masa kanak-kanak. 

Masihkah kita ingat permainan anak “ci-luk-ba”? Ingat khan? 

          Ada sekelompok komunitas pengajian mengubah namanya menjadi “a-lif-ba'”. Baiklah, kita ikuti saja nama tersebut. Permainan itu tentu kita telah mengetahui detailnya, tapi kita coba rincikan kembali:
  • Seorang dewasa menutup wajahnya dari pandangan anak kecil balita selama beberapa detik, 
  • lantas memberi suatu kejutan canda pada sang anak kecil balita 
  • dengan menampakkan wajahnya kembali secara tiba-tiba
  • Inilah bentuk pertamakali bagi si kecil kenikmatan-mengetahui. 
  • Anak kecil mendapatkan pengetahuan dan merasa gembira bercampur geli dan tertawa terpingkal-pingkal. 
  • Kesenangan yang menggelitik itu didapatkannya setelah ada perasaan tegang sebelumnya. 
  • Terlihat dalam proses menunggu tersebut wajahnya sedikit stres. 
  • Di dalamnya ada pengetahuan dan kenikmatan secara simultan. Ada hal yang penting (nalar /kognitif) bersamaan dengan hal yang menyenangkan (perasaan /afektif).
          Sehingga a-lif-ba! merupakan struktur yang dapat kita bagi menjadi tiga bagian:

1. Pengenalan (-a-): anak kecil balita melihat wajah orang dewasa sebelum ditutup.
2. Ketegangan – Klimaks (-lif-): ketegangan terjadi dengan ditutupnya wajah orang dewasa, anak kecil balita merasa kehilangan.
3. Klimaks – Resolusi (-ba!-): anak kecil balita mendapatkan kembali wajah orang dewasa yang sebelumnya tersembunyi.

          Struktur a-lif-ba! mengandung pola yang paling dasar pada Kisah Sempurna yang selanjutnya akan kita sebut saja dengan Kisah saja. Telah kita ketahui pula pada Pola Kisah terdiri dari 3 bagian juga: 

1. Bagian Awal: deskripsi latar waktu, tempat dan memperkenalkan tokoh-tokoh,
2. Bagian Tengah: mulai muncul komplikasi, tikaian atau keruwetan yang akhirnya menjurus ke konflik,
3. Bagian Akhir: setelah klimaks, kemudian tenang kembali.

          Wow! mirip sekali dengan struktur a-lif-ba! Dari sini dapat kita simpulkan bahwa, 

ketegangan itu suatu kenikmatan menuju klimaks ketika diakhiri atau mereda dengan resolusi ketenangan.

          Nah, disinilah letaknya mengapa orang-orang suka dan menggemari Kisah yang selalu dalam pola ceritanya terdapat ketegangan menuju konflik. Yaitu dikarenakan ketegangan itu nikmat dan asyik.

          Apakah yang membedakan sebuah kisah nyata tanpa pola dengan kisah nyata dengan pola atau struktur a-lif-ba!? Ya, tentu kisah nyata dengan pola lebih unggul dari pada kisah nyata biasa dalam hal kenikmatan untuk dibaca, sekaligus sebagai hiburan. Dan, itu akan menjadi suatu karya kreatif. Lebih dari itu karya tersebut mengandung makna tersirat, berisi amanat pemikiran atau opini yang mampu merasuk ke sanubari para pembaca.

Jika tidak lebih nikmat dibaca untuk apa dia disebut karya kreatif? 

          Orang membaca berita karena kebenaran faktual saja, akan tetapi orang membaca kisah nyata dengan pola a-lif-ba!, sebab mereka ingin, 
  • menikmati dan 
  • mendapat hiburan 
  • sekaligus ingin mendapatkan kebenaran faktual. 
         Unsur kenikmatan ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan, karena jika orang-orang suka, kemungkinan besar kisah nyata yang kita buat akan dibaca oleh banyak orang. Bahkan, kini beritapun semakin mencari sensasi, semakin menawarkan kedalaman. (lihat New Journalism atau Jurnalisme Sastra akan dijelaskan pada kesempatan yang akan datang).

          Dan, sebetulnya struktur dan pola seperti ini ada dimana-mana dalam kehidupan kita. Allah Subhana wa ta'ala menguji kita dengan ujian, musibah, sakit dan kesempitan, ujungnya pasti kemudahan, kelonggaran selesainya ujian, kebahagiaan dan lega. Kita tak akan bisa merasakan kebahagiaan tanpa merasa kesempitan lebih dahulu.

Kebahagiaan hanyalah perbedaan kondisi dari tak nyaman menuju nyaman.

         Pola ini pun ada dalam permainan yang zalim yang kita sebut prank. Mirip dengan ci-luk-ba. Ci-luk-ba sejatinya ngeprank anak kecil, khan. Pertama, objek dibuat galau, gak jelas, terasa sempit dan tak nyaman, lalu ujungnya solusi tertawa, dan bahagia.

Konflik dari Pergelutan Sederhana

          Pada penulisan Kisah Nyata, terdapat suatu tantangan terkait poin konflik dalam menceritakannya. Karena, fakta tak boleh diubah. Dalam menulis cerita fiksi (fiktif), penulis bisa seenaknya saja mengarang kejadian seru yang mengandung konflik cetar membahana, sesuai selera penulis. 

          Namun, dalam Kisah Nyata tidak bisa, dan itu lebih sulit lagi jika di dalam Kisah Nyata tak ada ketegangan (tensi) tinggi, karena fakta mesti dipertahankan apa adanya. Dengan kata lain tema Kisah Nyata hanya datar saja.

          Lalu, bagaimana kiat menuliskannya dalam hal ini?

          Jika Kisah Nyata hanya bertema datar, dan tidak boleh mengubah fakta (data dari riset), maka penulis bisa bermain di wilayah makna. Sederhananya, peristiwa kecil bisa bermakna besar. Pemahaman mengenai jiwa manusia dan kerentanan manusia, sangat berguna untuk membuat suatu peristiwa kecil bermakna besar bagi sang tokoh.

          Penulis bisa membuat konflik kecil atau tegangan kecil menjadi intensif. Ada banyak cara itu, tetapi sebagai belajar menulis kita bisa memakai cara:

1. Ingatlah masa kanak-kanak atau remaja kembali
  • Ketika kita masih kecil atau remaja, nyaris segala hal tampak besar, serius dan mendebarkan
  • Karena itu semua baru dan tak terduga bagi kita yang bocah. 
Contoh, seperti cerita anak-anak pada pola Ci-Luk-Ba! di atas. 

Suatu contoh lagi - misalkan, bagi seorang anak yang belum pernah menyalakan korek api, melakukannya boleh jadi sangat menakutkan. Akankah tanganku terbakar? Atau akan meledak! Bahkan, sebagian rasa takut pada anak-anak itu tak terumuskan. Pengetahuan bahwa orang dewasa bisa menyalakannya, dan orang dewasa itu ternyata tidak mengalami apa-apa ketika menghidupkan korek api tersebut, tidak dengan sendirinya menghilangkan rasa takut anak. Dan, memang pengalaman hidup yang dialami sendiri itu lebih berkesan daripada hanya cerita tentang pengalaman orang lain. 
  • Jadi, ingatlah banyak hal sepele dan remeh yang pernah membuat berdebar-debar. Kembalilah menjadi anak-anak atau remaja, eksplorasi pengalaman tersebut! Eksplorasi tersebut akan membantu kita untuk menghidupkan ketegangan kecil dengan lebih intensif. 
  • Cerita tentang anak-anak atau remaja dengan kesederhanaan, kerentanan, dan keraguan kalbunya dalam menghadapi kehidupan memang selalu menarik, dan mengembalikan fitrah kalbu kita atau pembaca kepada keluguan dan kelugasannya. Jernih dan bening bagai permata.

2. Tambahkan kepentingan
  • Ketegangan atau Tensi adalah saat adanya dua kemungkinan, dapat atau tidak, gagal atau berhasil. 
  • Penulis mampu menemukan peristiwa apapun, dan di sana pasti ada kepentingan dan resiko bagi sang tokoh, sehingga kemungkinannya menjadi gagal atau berhasil. 
Peristiwa yang dikisahkan bisa seperti contoh di atas sesederhana menyalakan korek api. Yang penting adalah: 
Bagaimana korek api menyala atau tidak itu menjadi penting di dalam cerita. 

***

Mau belajar menulis Kisah Nyata via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:

Atau, mau belajar menulis Kisah Nyata via luring (offline), beli bukunya, TAP /KETUK > di bawah ini:
Buku Menulis
Kisah Inspiratif

rasa Novel - 55k


Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.
Produk

Online Shop
Buku, Peranti belajar,
dan sebagainya



Misi


Fakta
Ciri Khas Artikel



F A Q (Frequently Asked Questions)
Pertanyaan yang sering diajukan

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Bismillah, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...