#28 Mesin Metamorfosis

Mesin Kelindan Kisah-kisah Nyata kedua ini terdiri dari 15 rute yang kita sebut saja Mesin Metamorfosis, dan tentu kita tahu alasannya. Seorang tokoh utama yang masuk dari satu sisi dan keluar dari sisi lainnya setelah mengalami transformasi ajaib.

Mesin ini seolah-olah memprogram ulang tokoh utama. Mesin mengakibatkan tokoh utama berubah cara berpikir dan bertindak.

Pada awalnya tokoh utama banyak melakukan kesalahan, lalu mesin membongkarnya, mengutak-atik dan program di dalamnya sampai tokoh utama dapat bertindak baik dan melakukan pilihan-pilihan yang lebih baik.

Mesin seakan-akan mengubah manusia,
dan rute yang 15 seolah-olah manual pemrograman ulangnya.

Namun, apakah semua rute mesti dibuat dalam urutan sama persis seperti yang telah lewat penjelasannya?

Enggak juga.

Urutan terkadang bisa berbeda.

✓ Boleh jadi Pernyataan Tema muncul setelah Katalis.
✓ Terkadang Katalis muncul lebih awal, sehingga Persiapan dan Debat tercampur jadi satu.
✓ Bisa juga Kemenangan Semu atau Kegagalan Semu di Titik Tengah muncul tak lama setelah atau sebelum pertengahan cerita yang sesungguhnya.
✓ Bahkan, bisa tokoh Cerita Internal muncul di Bagian Awal, tetapi belum menjadi sosok penting ketika di Bagian Tengah.

Intinya, semua rute mestinya ada dalam setiap kisah hebat dan bagus. Semua rute bukan suatu formula baku, tetapi seluruh rute tersebut membuat suatu cerita bagus dan layak dikisahkan. Karena rute-rute tersebut menggerakkan manusia, mendinamiskan kisah.

Sejatinya peristiwa terjadi karena tindak-tanduk manusia. Dan, karakter, sifat atau watak manusialah yang menyebabkan terjadinya konflik-konflik.

Tanpa ada rute Katalis, tokoh utama akan berputar-putar di Bagian Awal dan menjemukan untuk diceritakan, tak ada dorongan percepatan ke arah transformasi. Dan, begitulah kehidupan kita, seseorang berubah karakternya, semestinya penulis menemukan suatu peristiwa besar atau Katalis yang membuat wataknya berubah.

Tanpa ada rute Titik Tengah, yang meningkatkan menuju Klimaks cerita, tokoh utama akan terlalu panjang dan lama di rute Keseruan, padahal ada hal yang lebih penting yang dialami tokoh utama. Dan, ini lebih terkait porsi cerita, tidak semua peristiwa pada rute Keseruan dikisahkan, cukup yang mendukung tema cerita. Sehingga tidak membosankan dan tidak membuat terlalu letih pikiran para pembaca.

Tanpa adanya momen Titik Nadir Semua Musnah, tokoh utama tidak akan pernah sungguh-sungguh berubah dengan cara benar. Begitulah realitas kehidupan, manusia mesti mengalami turun menuju titik terendah, baru ia sadar.

Inilah cerita, inilah kehidupan nyata!

Kita tak bisa mengelak, bahwa;